![](https://www.kaosjakoz.com/wp-content/uploads/2019/04/CTA-WEB-files-tes.png)
● online
SUDAH TERIMA THR? INI LAH SOSOK PENCETUS THR PERTAMAKALI DI INDONESIA.
Sejarah kemunculan THR pertama kali itu muncul pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Tepatnya pada era kabinet Soekiman Wirjosandjojo. Kabinet tersebut dilantik pada tahun 1951 dan memiliki program yang salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan pamong pradja yang kini dikenal dengan sebutan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Soekiman Wirosandjojo adalah tokoh politik dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang juga dikenal sebagai tokoh Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Ia adalah Perdana Menteri pada 27 April 1951-3 April 1952. Lahir di Sewu, Solo pada tahun 1898.
Ia mengenyam pendidikan di ELS yang kemudian dilanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter) di Jakarta. Saat usianya menginjak 29 tahun, ia lulus dari Universitas Amsterdam bagian kesehatan. Selama menuntut ilmu di negeri Belanda, ia mendalami masalah sosial, politik dan juga kebudayaan.
Pada awalnya, tunjangan diberikan hanya kepada aparatur negara saja. Pemberian tunjangan ini merupakan sebuah strategi agar para PNS di masa itu memberikan dukungan kepada kabinet yang sedang berjalan.
Saat pelaksanaanya, Kabinet Soekiman membayarkan tunjangan kepada para pegawai di akhir bulan Ramadan berjumlah sekitar Rp125 atau sekitar Rp1.100.000 juta di masa sekarang hingga Rp200 atau setara Rp1.750.000 juta. Tak hanya uang, kabinet Soekiman sendiri juga memberikan tunjangan lain berupa beras.
Namun, kebijakan tunjangan yang hanya diperuntukkan PNS ini mendapat gelombang protes dari kaum buruh. Mereka pun juga meminta agar nasibnya turut diperhatikan oleh pemerintah.
Para buruh tersebut melancarkan aksi mogok pada 13 Februari 1952 dengan tuntutan agar diberikan tunjangan dari pemerintah di setiap akhir bulan Ramadan. Kebijakan dari Kabinet Soekiman ini dianggap pilih kasih oleh para buruh. Karena hanya memberikan tunjangan kepada pegawai pemerintah.
Diketahui, pada masa itu, aparatus pemerintah Indonesia masih diisi oleh para kaum priyayi, ningrat, dan kalangan atas lainnya. Tentunya, para buruh merasa hal tersebut tidak adil karena mereka juga merasa turut bekerja keras bagi perusahaan-perusahaan swasta dan milik Negara, namun mereka tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Namun kebijakan tunjangan dari kabinet Soekiman akhirnya menjadi titik awal bagi pemerintah untuk menjadikannya sebagai anggaran rutin Negara.
Tahun 1994 pemerintah baru secara resmi mengatur perihal THR secara khusus. Peraturan mengenai THR ini dituangkan di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 04/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan.
Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa pengusaha wajib memberikan THR kepada para pekerja yang telah bekerja selama tiga bulan secara terus meneru ataupun lebih. Besara THR yang diterima pun disesuaikan dengan masa kerja.
Di tahun 2016 ini, pemerintah melalui Kementrian Ketenagakerjaan, merevisi peraturan mengenai THR tersebut. Perubahan ini tertuang dalam peraturan menteri ketenagakerjaan No.6/2016.
Peraturan terbaru itu menyebutkan bahwa pekerja yang memiliki masa kerja minimal satu bulan sudah berhak mendapatkan
Tunjangan Hari Raya. Selain itu kewajiban pengusaha untuk memberi THR tidak hanya diperuntukan bagi karyawan tetap, melainkan juga untuk pegawai kontrak. Termasuk yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) maupun perjanjian kerja waktu tertentu, (PKWT).
Sumber: https://bit.ly/30U4zk6
Tags: Anak Jambi, Destinasi Wisata Jambi, Ikon Jambi, Jakoz Beyik, jambi, jambi keren, Jambi Kota Seberang, Jambi Punya Kaos, Kaos Berbumbu Jambi, Kaos Jambi, Pariwisata Jambi, Wisata Jambi
SUDAH TERIMA THR? INI LAH SOSOK PENCETUS THR PERTAMAKALI DI INDONESIA.
Setiap daerah tentu ingin memajukan sektor pariwisata dengan berbagai cara, salah satunya dengan menghadirkan sajian oleh-oleh khas daerah tersebut. Menjadi... selengkapnya
Resep anti boring, ya ngemil yang garing-garing! Produk-produk cemilan sehat karena dibuat tanpa bahan pengawet. Selain itu, dengan membeli produk-produk... selengkapnya
Jangkat, bumi kecil dari Jambi yang kaya pesona. Tribun Jambi/Mukhlisin : Kebun Stroberi. Luasnya danau, panjangnya goa, tingginya gunung, panas geyser,... selengkapnya
Sebuah frasa berupa ucapan dalam bahasa Jambi yang biasanya disampaikan dengan rasa penasaran dan keterkejutan akan suatu hal yang... selengkapnya
Bingung mau bawa oleh-oleh khas Jambi apa? Atau mau berikan oleh-oleh Jambi buat kolega, relasi dan sahabat Anda? Ga... selengkapnya
Menu sahur berbahan dasar roti tawar untuk anak indekos BY MEILY ROHMATUN olahan berbahan roti tawar via http://www.myrecipes.com Terkhusus anak indekos yang... selengkapnya
Usulan Nama Ibu Kota Baru RI BY SEPTYAN BAYU ANGGARA via http://www.hipwee.com Presiden Joko Widodo telah mengumumkan lokasi ibu kota yang baru... selengkapnya
Tiap-tiap daerah di Indonesia mempunyai keunikan dan kekhasan masing-masing. Salah satunya adalah Jambi. Apa saja keunikan Jambi? Payo kito ke Jambi.... selengkapnya
Perihal uang bisa dicari, tapi rindu kepada keluarga akan sulit diobati. BY SUCY FUJIAZMA pulanglah, ada keluarga yang menanti! via https://www.pexels.com... selengkapnya
Bunda Dian, begitu panggilan akrab dan sayangnya. Perempuan kelahiran Blora empat puluh empat tahun lalu ini merupakan sosok yang berperan... selengkapnya
Dari Kebon Kopi sampe Kebon Jeruk Jangan lupa mampirlah dulu ke Lebak Bandung Lalu, muter2 liat Monas Kotabaru Sorenya jalan2… selengkapnya
*Harga MulaiRp 95.000
Sepucuk Jambi Sembilan Lurah Kalimat ini melambangkan satu kesatuan kebangsaan, satu kesatuan rakyat dan wilayah Jambi dalam bingkai negara kesatuan… selengkapnya
*Harga MulaiRp 80.000
Pedestrian Jomblo (Biru TW) Berbahan kaos premium Cotton Combed Misty (TW) 30s. Tekstrunya yang halus dan lembut membuat nyaman saat… selengkapnya
*Harga MulaiRp 95.000
Dalam Kamus Kecil Bahasa Perjambian, kata ‘Apo Dio” melekat ke berbagai terjemahan bebas. Penempatan dua suku kata ini, terkadang bisa… selengkapnya
*Harga MulaiRp 105.000
Miniatur landmark atau rumah adat, miniatur bangunan lainnya selalu jadi andalan setiap orang-orang ketika melakukan perjalan ke berbagai tempat sebagai… selengkapnya
*Harga MulaiRp 65.000
Meniti Batang Antui adalah adat pernikahan Orang Rimba. Sebatang pohon dilintangkan di atas sebuah sungai. Dua mempelai pun berdiri di… selengkapnya
*Harga MulaiRp 105.000
Saat ini belum tersedia komentar.